Pasar MP3 Player Mulai Menyusut

JAKARTA - MP3 player mulai terdesak oleh PMP dan smartphone. Di Asia Pasifik, penjualan MP3 player hanya akan bertumbuh di India dan China.

Laporan terbaru firma riset International Data Corp (IDC) mengungkap penurunan terus-menerus penjualan MP3 player di Asia Pasifik mulai 2007. Akibat penurunan berkepanjangan itu, IDC memperkirakan, pada 2012 pasar MP3 player Asia Pasifik akan menjumpai pertumbuhan negatif.

Penurunan MP3 player bukan terjadi akibat penurunan minat penduduk Asia Pasifik terhadap musik digital. Namun, penurunan itu terjadi karena MP3 player semakin terdesak oleh PMP (portable media player) dan peranti konvergensi seperti smartphone. MP3 player mulai ditinggalkan karena fungsinya sangat terbatas, yakni hanya memutar musik dan menyimpan data.


Sebaliknya, PMP dan peranti konvergensi bisa memainkan musik, menampilkan video dan foto, mengakses internet, dan khusus untuk peranti konvergensi, bisa pula bertelepon. IDC memaparkan, penjualan MP3 player di Asia Pasifik memuncak pada 2006, dengan pertumbuhan 21,6 persen per tahun dan volume penjualan hampir 25 juta unit.

Karena MP3 player semakin ditinggalkan, pada 2012 penjualannya di Asia Pasifik akan turun menjadi kurang dari 5 juta unit per tahun. Penurunan penjualan MP3 player terjadi semakin cepat karena pasar Asia Pasifik rupanya sudah jenuh.

Di negara-negara seperti Singapura dan Australia, MP3 player adalah barang yang jamak dimiliki penduduk. Karena itu, mereka tidak lagi membeli MP3 player, malah menggantinya dengan PMP atau peranti konvergensi.

"Penurunan penjualan MP3 player di Asia Pasifik tidak dapat dihindari.Sebab, MP3 player menghadapi persaingan sangat sengit dari PMP dan peranti konvergensi seperti ponsel musik," ujar Research Director Asia Pacific Personal Systems IDC Bryan Ma.

Agar para produsen MP3 player tidak kehilangan pasar, para produsen itu harus segera mengembangkan produk menjadi PMP, atau jika memang memungkinkan, menjadi smartphone. Jika tidak, maka pasar mereka di Asia Pasifik hanya akan terbatas di India dan China.

"MP3 player masih akan bertumbuh di India dan China. Sebab di sana belum banyak orang menggunakan MP3 player. Produk paling diminati adalah MP3 player bermemori flash berkapasitas 1 GB atau 2 GB yang murah," tutur Associate Analyst Asia Pacific Personal Systems Research IDC Tsu Ann Tham.

Dari sisi produsen, pasar MP3 player di Asia Pasifik masih didominasi Apple dengan produk andalan iPod shuffle, yaitu pemutar MP3 tanpa display yang berdimensi mungil dan berharga murah. Namun, IDC mengungkapkan, Apple pun menghadapi persaingan semakin sengit dari para pesaing seperti Creative dan Samsung. Pada saat ini, shuffle menjadi satu-satunya MP3 player Apple.

Sebab, lini iPod yang lain sudah berevolusi menjadi PMP. Apple pun sudah menawarkan peranti konvergensi berupa smartphone iPhone. Karena itu, dominasi Apple diperkirakan tidak akan luntur karena perusahaan AS itu bisa mengikuti tren perubahan selera konsumen.

Dalam penilaian IDC, pesaing paling berat yang dihadapi Apple adalah Samsung. Sebab, Samsung memiliki portofolio tidak kalah lengkap dari Apple. Pada saat ini, Samsung sudah menawarkan MP3 player, PMP, dan smartphone pemutar musik yang tidak kalah canggih dari iPhone, yaitu Samsung Omnia.

Produsen MP3 player terbesar ketiga di Asia Pasifik, menurut IDC, adalah Creative. Pada masa mendatang, perjalanan Creative di pasar MP3 player Asia Pasifik diperkirakan menjadi semakin berat karena Creative belum memiliki produk peranti konvergensi. Karena hanya mengandalkan MP3 player dan PMP, Creative akan dipaksa bertarung di pasar sempit beserta para produsen seperti Unibit dan Newsmy.

Unibit pada saat ini adalah produsen MP3 player terbesar keempat di Asia Pasifik dan Newsmy terbesar kelima. Unibit dan Newsmy diperkirakan akan cepat mendesak Creative karena Unibit dan Newsmy mampu menawarkan produk berharga jauh lebih murah daripada Creative.Produk-produk murah itu sangat menarik bagi konsumen pemula yang baru saja mencoba MP3 player.

Di pasar PMP kelas menengah dan atas, Apple bersaing pula dengan Microsoft. Apple mengandalkan produk iPod nano, iPod classic, dan iPod touch. Adapun Microsoft mengandalkan Zune. Baru-baru ini, Apple meremajakan lini nano dan touch. Melihat Apple meremajakan nano dan touch, Microsoft tidak tinggal diam.

Demi mengganjal ekspansi pesaing, Microsoft menambah pula fitur Zune. Tidak seperti keluarga iPod, seluruh keluarga Zune memiliki konektivitas nirkabel. Sebelumnya, konektivitas nirkabel Zune hanya digunakan untuk saling bertukar content di antara para pengguna Zune.

Namun, kini konektivitas nirkabel Zune bisa digunakan untuk mengakses internet melalui jaringan Wi-Fi dan pengguna bisa membeli musik secara online. Akan tetapi, fitur baru Zune itu kini baru bisa dinikmati di kampung halaman Zune, yaitu di AS.

Karena itu, iPod diperkirakan tidak akan terlalu terancam.Apple mendominasi pasar PMP karena memiliki portofolio sangat lengkap. Apple memiliki ragam produk mulai paling murah, yaitu shuffle yang berharga mulai USD49, hingga paling mahal, yaitu touch yang berharga USD399. Adapun Zune tersedia mulai harga USD130 hingga USD250.

Motivasi | Cerpen | Puisi | Kata Bijak By Khafi


Review BLog | Indonesian Blog 1 | Indonesian Blog 2 | Indonesian Blog 3 | Indonesian Blog 4 | Indonesian Blog 5 | Indonesian Blog 6 | Indonesian Blog 7 | Indonesian Blog 8 | Indonesian Blog 9 | Indonesian Blog 10

Share this post!

Bookmark and Share

0 comments:

Post a Comment

Tinggalkan Pesan ya...

Related Posts with Thumbnails