SE: Daya Serap Pasar Ponsel Lagi Turun

JAKARTA - Terkait anjloknya angka penjualan unit ponsel Sony Ericsson per Q2 08 yang dilaporkan beberapa hari lalu sebesar 97 persen, Head of Marketing Sony Ericsson Indonesia Djunadi Satrio mengatakan pemicunya adalah penurunan penyerapan pasar dewasa ini.

"Inflasi sedang tinggi di Amerika Serikat dan trend ekonomi belakangan ini memang melemah," kilahnya saat ditemui okezone usai konferensi pers Traffic Jam Street Party di Hotel Mulia kemarin, Sabtu (26/7/2008).

Djunadi menampik ketika dikatakan penurunan angka penjualan ini disebabkan akibat terbatasnya jajaran produk Sony Ericsson dibandingkan kompetitornya.


"Kami sama sekali tidak bermasalah dengan jumlah produk yang kami punya, itu tidak berpengaruh. Kami hanya tidak mau mengeluarkan produk yang serupa dan disebut mengikut-ikuti produk kompetitor. Kami punya segmen sendiri," jelasnya.

Dia mengaku, R&D Sony Ericsson tidak pernah "membaca" produk kompetitor. "Karena kita terapkan strategi consumer-centric, jadi yang 'dibaca' adalah minat pasar," ucap Djunadi.

"Buktinya pada 2005 lalu, kami menjadi vendor ponsel pelopor yang mendefinisikan segmen musik pertama di Indonesia, yakni pada W-800, dan vendor lain pun akhirnya ikut-ikut merambah segmen yang sama," imbuhnya.

Sekarang ini, jajaran produk Sony Ericsson yang beredar di pasar terbagi menjadi empat kategori, yakni ponsel musik, imaging, lifestyle, dan mobile-web.

"Harga ponsel kami cukup kompetitif, berkisar antara Rp500 ribu hingga Rp5,5 juta. Beberapa di antaranya tetap mendapat sambutan baik oleh sejumlah segmen. Lihat saja G-900 dan G-700 yang permintaannya begitu besar di pasar. Begitu pula produk kami di jajaran HSDPA, G-502, yang dijual dengan harga Rp2,6 juta," papar dia.

Namun, Djunadi tidak bisa memaparkan berapa besar angka penjualan unit-unit produknya tersebut.

Djunadi juga mengatakan ada beberapa tantangan yang dihadapi Sony Ericsson di Indonesia dewasa ini, yaitu jumlah vendor dan perilaku konsumen. "Jumlah vendor di Indonesia cukup banyak, kendati kami menyambut secara positif para pemain baru," ungkapnya.

"Selain itu perilaku konsumen di Indonesia. Pengguna ponsel di sini cenderung sering menggonta-ganti HP. Kalau di luar, perilaku konsumen mengganti HP-nya dengan yang baru minimal setelah 1,5 hingga dua tahun," imbuh dia.

"Dengan begitu, kami terus-menerus dituntut untuk mengeluarkan inovasi-inovasi baru yang harus berbeda dengan para kompetitor," pungkas Djunadi.

Download Lagu - Online Blog

Share this post!

Bookmark and Share

0 comments:

Post a Comment

Tinggalkan Pesan ya...

Related Posts with Thumbnails